SINOPSIS FTV REGULER
“AHLINYA
AHLI DAUR ULANG CINTA”
Ide Cerita & Skenario
Farah Frastia
Endik Koeswoyo
Setelah gagal lolos casting puluhan
kali, Cahyo (28), playboy kampung
yang terobsesi menjadi artis, akhirnya dapat kesempatan menjadi stuntman. Tapi akting Cahyo benar-benar
buruk sehingga membuat sang sutradara marah dan mengusirnya. Cahyo minta jatah
nasi kotak kepada salah seorang kru, tapi tidak diberi. Cahyo yang kelaparan
karena belum makan sejak pagi akhirnya nekad mengambil dua nasi kotak lalu
lari. Salah seorang kru yang memergokinya langsung meneriaki maling. Panik
karena dikejar beberapa kru, Cahyo lantas bersembunyi di sebuah bak sampah
besar.
Tasya
(24), seorang pemulung cantik sedang
mengobok-obok bak sampah untuk mencari botol-botol bekas, tapi tangannya justru
memegang rambut seseorang. Tasya menarik rambut tersebut dan berteriak histeris
saat melihat penampakan sesosok manusia. Sesosok manusia itu membungkam mulut
Tasya dan menyuruhnya diam. Tasya langsung mengenali kalau cowok itu adalah
Cahyo, tetangga kontrakannya. Tasya tanya kenapa Cahyo ada di bak sampah. Cahyo
berbohong kalau ada fans cewek yang mengejarnya sehingga ia terpaksa sembunyi.
Tasya yang sudah hafal watak Cahyo hanya geleng-geleng kepala dan menyuruhnya
keluar supaya Tasya bisa melanjutkan pekerjaannya mengambil botol-botol bekas.
Cahyo tanya kenapa Tasya mau jadi pemulung, padahal Tasya cantik. Kalau Tasya
mau, Cahyo bisa kasih rekomendasi ke sutradara kenalannya biar bisa jadi artis.
Tasya mencibir, rekomendasi diri sendiri aja nggak bisa, mau sok-sokan
rekomendasiin dia. Cahyo bersumpah bakal membuktikan ke Tasya kalau dia bisa
jadi artis sukses. Tasya cuek dan ngeloyor pergi.
Di perjalanan pulang, Tasya ketemu Handika (25), teman SMA yang dulu
ditaksirnya. Tasya kaget melihat penampilan Handika yang ‘wah' dilengkapi mobil
mewah. Tasya tanya apa pekerjaan Handika sehingga bisa kaya raya. Handika
bilang punya beberapa perusahaan. Tasya semakin kagum. Handika memberikan nomor
hape dan mengajaknya ketemuan minggu depan. Tasya langsung setuju.
Cahyo datang ke rumah Gilang (27), teman kampung yang kini
sukses jadi manajer artis papan atas. Cahyo memeluk Gilang sambil ngoceh kalau
dia kangen banget sama Gilang. Gilang yang sudah hafal watak Cahyo langsung
tanya mau pinjam duit untuk makan, mobil untuk kencan atau baju untuk casting?
Cahyo nyengir dan bilang kalau dia butuh duit. Gilang langsung menyodorkan
50ribu. Cahyo protes kenapa cuma segitu. Gilang bilang kalau nggak mau ya udah.
Cahyo langsung merebut uang itu dan minta maaf.
Di kontrakannya, Tasya dan Stefi (24), sahabat sekaligus
karyawannya, sibuk membuat souvenir pernikahan dari barang-barang bekas yang
dipulungnya. Stefi menyarankan Tasya untuk merekrut karyawan tambahan supaya
pesanan souvenir pernikahan itu selesai tepat waktu. Tasya setuju. Ia lantas
memasang lowongan pekerjaan. Tapi satu persatu pendaftar mundur saat tahu kalau
gajinya kecil dan jenis pekerjaannya yang tidak prestise (pemulung). Tasya jadi
galau.
Di tengah kegalauannya, Tasya melihat
Cahyo diusir ibu kontrakan lantaran tiga bulan lebih nunggak bayar uang
kontrakan. Cahyo memohon waktu tiga hari saja untuk melunasi, tapi ibu
kontrakan menolak. Cahyo lantas pergi. Tasya mengikuti. Di perjalanan, Cahyo
tampak sedih dan hendak nyebur ke sungai. Tasya mengira Cahyo mau bunuh
diri sehingga mencoba menghalangi. Cahyo
mengelak, dia hanya mau mandi karena tadi belum sempat mandi. Tasya jadi malu
sendiri. Tasya pura-pura tanya kenapa Cahyo membawa tas besar. Cahyo bohong
kalau dia mau cari kontrakan yang lebih bagus. Tasya tidak percaya karena
melihat sendiri dia diusir ibu pemilik kontrakan. Cahyo akhirnya mengaku. Tasya
yang kasihan lantas menawari Cahyo pinjaman uang untuk melunasi tunggakan uang
sewa kontrakannya. Cahyo sangat senang.
Tapi Tasya memberikan syarat, yaitu Cahyo harus membantunya memulung dan
membuat souvenir untuk melunasi utang-utangnya tersebut. Cahyo menolak. Masa
cowok ganteng calon artis papan atas ibukota jadi pemulung? Tasya kesal dan
mengurungkan niat untuk meminjamkan uang. Cahyo minta maaf dan terpaksa
menyetujui persyaratan itu.
Tasya langsung mengajak Cahyo ke tempat
pembuangan sampah.Cahyo diajari cara memilah barang-barang bekas di tong sampah
yang masih bisa didaur ulang. Cahyo tampak jijik dan berusaha menahan diri
untuk tidak muntah. Selesai memulung, Tasya juga mengajari Cahyo cara menjahit
tas, dompet, souvenir, dll dari bahan-bahan daur ulang. Setelah seharian
bekerja, Tasya memberikan uang kepada Cahyo sebagai honor. Cahyo senang sekali
menerima honor pertamanya. Tapi selang beberapa detik, Tasya mengambilnya lagi
dan bilang kalau uang itu akan digunakan untuk membayar cicilan utang Cahyo
kepadanya. Cahyo protes, tapi Tasya mengancam akan memecatnya dan menyuruhnya
membayar lunas utangnya sekarang juga. Cahyo terpaksa menurut.
Esoknya, Cahyo memulung sendirian. Nikita (23), gebetannya, memergokinya
saat sedang mengobok-obok tong sampah. Nikita bertanya sedang apa. Cahyo bohong
dan bilang bahwa ia sedang mencari dompetnya yang tak sengaja jatuh ke tong
sampah. Nikita percaya saja. Nikita tanya kenapa Cahyo jarang mengajak jalan
bareng. Cahyo bohong kalau akhir-akhir ini sedang sibuk syuting. Nikita tanya
kapan ada waktu buat jalan? Cahyo tidak bisa memastikan. Nikita mengancam akan
mendatangi lokasi shooting-nya jika
Cahyo tidak mengajaknya jalan besok. Cahyo panik dan mengiyakan ajakan jalan
itu.
Cahyo meminjam mobil Gilang untuk
mengajak jalan Nikita. Di perjalanan, Tasya meneleponnya. Cahyo pura-pura tidak
dengar. Nikita tanya kenapa tidak diangkat. Cahyo bohong dan bilang kalau itu
telepon dari fans fanatiknya, jadi tidak perlu ditanggapi. Sesampainya di mall,
Nikita minta dibelikan tas mahal. Cahyo pura-pura ditelepon sutradara untuk
syuting ulang karena ada beberapa adegan yang kurang bagus. Cahyo langsung lari
meninggalkan Nikita. Nikita kesal sekali.
Setibanya di kontrakan, Tasya menghadang
dan langsung ngomel karena Cahyo bolos kerja tanpa izin dan tidak menjawab
teleponnya. Cahyo berakting sedih dan bohong bahwa dia buru-buru ke rumah sakit
untuk menjenguk temannya yang kecelakaan, jadi tidak sempat mengabari Tasya.
Tasya jadi tidak enak hati dan minta maaf. Cahyo lega Tasya percaya omongannya.
Tasya lantas menyuruh Cahyo membantunya membikin tas pesanan pelangan. Selama
bekerja, Cahyo terus menggombali Stefi sehingga membuat Tasya jengkel. Tasya
mengancam akan menambahkan bunga 50 persen untuk utangnya jika Cahyo terus
menggombal. Cahyo pun diam.
Malamnya, Nikita menelepon Cahyo dan
memarahinya karena meninggalkannya begitu saja. Cahyo minta maaf dan berjanji
tidak akan melakukannya lagi. Nikita baru akan memaafkan jika Cahyo mengajaknya
jalan ke mall lagi. Cahyo jadi galau karena secara tidak langsung Nikita minta
dibelikan tas mahal yang kemarin.
Esoknya, Cahyo menemui Galih untuk
meminjam uang lima juta, tapi Galih menolak. Lima puluh ribu aja nggak dibalikin, apalagi lima juta? Cahyo lalu
menelepon orang tuanya. Tapi orang tuanya bilang kalau sawah mereka gagal panen
karena kebanjiran, jadi tidak bisa kirim uang. Satu-satunya harapan Cahyo hanya
Tasya. Tapi Tasya menolak. Utangmu masih
banyak kok mau nambah, katanya. Cahyo memohon dan berbohong bahwa orang
tuanya butuh uang untuk makan dan hidup sehari-hari. Tasya jadi kasihan. Tapi
Tasya tidak memberikan uang secara langsung. Dia mengajak Cahyo mencari
barang-barang rongsok yang masih bernilai tinggi (televisi, komputer, hape,
sepeda, dll), memperbaiki, lalu menjualnya. Mereka pun mendapat uang cukup
banyak. Tasya memberikan semua uang itu kepada Cahyo. Cahyo menerimanya dengan
senang hati. Tapi Tasya tiba-tiba mengambil setengahnya. Tasya bilang, Cahyo
harus belajar memenej uang mulai sekarang. Jadi, setengah uangnya diberikan
kepada orang tuanya dan setengah lagi ditabung. Cahyo ingin protes tapi Tasya
keburu mendelik seolah menyuruhnya menurut. Cahyo terpaksa menurut.
Tasya ketemuan dengan Handika di sebuah
cafe di dalam mall. Handika tanya apa aktivitas Tasya. Tasya cerita soal bisnis
daur ulangnya. Handika kagum dan memuji Tasya yang tidak hanya cantik tapi
pekerja keras dan tidak jaim. Tasya tersipu. Handika menawari Tasya untuk
investasi di perusahaan miliknya. Tasya tertarik karena dengan investasi di
perusahaan Handika, mereka bakal sering ketemu untuk membicarakan bisnis.
Keduanya sepakat untuk kerja sama. Saat sedang asik ngobrol, Tasya melihat
Cahyo jalan bareng Nikita. Tasya izin ke toilet kepada Handika. Tasya lantas
mengikuti Cahyo.
Cahyo mengajak Nikita jalan-jalan ke
mall lagi dan membelikan baju, tas dan sepatu mahal. Nikita senang sekali
sementara Cahyo pusing karena uangnya habis. Tasya tiba-tiba muncul di hadapan
mereka. Cahyo terkejut. Tasya ngomel karena Cahyo membohonginya soal orang
tuanya yang butuh uang, tapi ternyata uang itu digunakan untuk foya-foya. Cahyo
bilang dia berhak menggunakan uang hasil keringatnya sendiri semaunya, Tasya
tidak berhak mengatur. Tasya semakin kesal dan menyuruh Cahyo untuk tidak
bekerja lagi di tempatnya. Cahyo jadi panik. Nikita tanya siapa Tasya. Cahyo
tidak menjawab dan berlari mengejar Tasya. Nikita kesal karena ditinggal
sendirian untuk kedua kalinya.
Tasya kembali ke cafe dan pamit kepada
Handika. Handika menawarkan diri untuk mengantar pulang. Tasya awalnya menolak,
tapi Handika memaksa sehingga Tasya menerima tawaran tersebut. Cahyo menghadang
mereka dan berusaha minta maaf kepada Tasya, tapi Tasya tidak peduli dan
ngeloyor pergi.
Esoknya, Cahyo membuntuti Tasya sambil
membantu mengumpulkan botol-botol bekas ke gerobak Tasya. Tasya pura-pura tidak
peduli. Cahyo juga membantu menjahit tas dari bahan daur ulang di kontrakan
Tasya. Tasya tetap bersikap dingin. Cahyo putus asa. Dia menyodorkan hape-nya
kepada Tasya dan bilang bahwa itu satu-satunya harta yang dia miliki. Jika
Cahyo tidak boleh bekerja lagi di tempat Tasya, Cahyo tidak punya uang untuk
melunasi utangnya kepada Tasya, jadi hape itu sebagai gantinya. Tasya jadi
kasihan. Tasya menerima Cahyo bekerja lagi di tempatnya dengan syarat, Cahyo
tidak menggunakan uangnya untuk foya-foya lagi. Cahyo janji. Stefi lega melihat
dua sahabatnya baikan.
Sejak saat itu, Tasya dan Cahyo kompak
memulung bareng. Uang hasil memulung dan menjual barang daur ulang ditabung,
lalu setelah banyak diinvestasikan ke perusahaan Handika.
Suatu hari, Tasya mengajak Cahyo
memulung di konser band karena pasti banyak sampah botol plastik berserakan.
Mereka berpencar. Saat memulung, Cahyo tidak sengaja menabrak seseorang yang
ternyata Nikita. Nikita kaget karena memergoki Cahyo memulung. Nikita merasa
dibohongi. Cahyo minta maaf. Tiba-tiba, Gilang datang sambil memanggil ‘sayang’
kepada Nikita. Cahyo kaget. Jadi selama ini kalian pacaran? Gilang mengiyakan.
Nikita salah tingkah. Gilang tidak tahu kalau cewek gebetan Cahyo adalah
Nikita. Cahyo benar-benar kecewa karena dibodohi Nikita. Cahyo pergi dengan
kesal.
Di saat yang sama, Tasya berpapasan
dengan Handika yang bergandengan dengan seorang wanita. Handika menyapa dan
memperkenalkan Tasya kepada pacarnya. Tasya berusaha tersenyum walaupun hatinya
sakit. Tasya pamit pergi.
Sepanjang perjalanan pulang, Tasya dan
Cahyo sama-sama diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Setibanya di
kontrakan, Stefi bertanya bagaimana hasil memulungnya, tapi keduanya menjawab
sekedar dan pamit mandi. Stefi jadi bingung.
Sampai larut malam, Tasya dan Cahyo
belum bisa tidur. Mereka lantas keluar rumah dan ngobrol. Cahyo curhat soal
Nikita yang hanya memanfaatkannya demi bisa membeli barang-barang mewah. Tasya
juga curhat soal cinta bertepuk sebelah tangannya kepada Handika. Tasya merasa
salah karena jatuh cinta kepada seseorang yang hanya menganggapnya rekan
bisnis. Cahyo bilang tidak ada yang salah dengan cinta, tapi terkadang kita
jatuh cinta pada orang yang tidak tepat. Tasya mengajak Cahyo untuk melupakan
cinta dan fokus cari uang saja. Cahyo tidak setuju. Hidup bukan cuma soal uang,
tapi juga cinta dan cita-cita atau impian. Cahyo tanya apakah Tasya punya
impian? Tasya bilang waktu kecil dulu dia bermimpi memakai gaun pengantin yang
cantik di hari pernikahannya. Tapi setelah orang tuanya bercerai, dia tidak
punya impian apapun. Cahyo menggenggam tangan Tasya dan bilang kalau Tasya
harus mewujudkan impiannya. Harus. Tasya merasakan sesuatu yang aneh di
hatinya.
Pagi-pagi sekali Stefi mengetuk
kontrakan Tasya. Tasya tanya ada apa. Stefi menunjukkan selembar koran yang
berisi berita soal Handika yang diburu polisi karena melakukan penipuan
berkedok investasi bodong. Tasya terkejut dan langsung menelepon Handika, tapi
nomornya tidak aktif. Tasya langsung lemas dan nyaris pingsan. Stefi menatihnya
duduk. Cahyo yang baru muncul dari kontrakannya tanya ada apa. Tasya langsung
lari memeluk Cahyo. Tasya cerita kalau mereka tertipu investasi bodong Handika.
Uang mereka lenyap. Cahyo berusaha menghibur dan menyuruh Tasya mengikhlaskan.
Esoknya, Cahyo mengajak Tasya memulung,
tapi Tasya menolak. Mulai hari ini, Cahyo tidak bekerja di tempatnya lagi.
Tasya sudah tidak punya apa-apa lagi. Dia bahkan punya utang kepada Cahyo
karena semua gajinya diinvestasikan di perusahaan abal-abal Handika. Cahyo
bilang sudah mengikhlaskan dan mereka bisa memulainya dari awal lagi. Tapi
Tasya masih merasa bersalah dan menyuruhnya pergi. Cahyo sedih.
Cahyo teringat impian Tasya dan berniat
mewujudkannya. Cahyo menjual hape satu-satunya, lalu menemui Nikita dan
memaksanya mengembalikan semua barang yang pernah diberikan olehnya.
Barang-barang tersebut dijual dan hasilnya dipakai untuk membeli mesin jahit
dan perlengkapan jahit lainnya.
Stefi mengajak Tasya pergi ke taman
supaya tidak stres. Setibanya di taman, ada deretan bangku cantik terbuat dari
ban bekas. Di depan bangku pengantin cantik yang terbuat dari drum bekas, ada
patung wanita dengan gaun cantik yang berasal dari bahan-bahan daur ulang.
Tasya mendekati patung tersebut dan mengaguminya. Tiba-tiba Cahyo muncul di
belakangnya memakai jas yang terbuat bahan daur ulang. Cahyo bertanya apa Tasya
menyukainya. Tasya terkejut. Cahyo bersimpuh dan menyodorkan cincin untuk
Tasya; maukah kamu mewujudkan impian bahagia bersamaku? Tasya tersentuh dan
menerimanya.
-
SEKIAN –
KARAKTERISASI
PEMAIN
1. Tasya (24): pemulung cantik, pekerja keras, baik, gampang luluh.
2. Cahyo (28): playboy kampungan yang berobsesi menjadi artis, sok ganteng,
sok tajir, tukang bohong, tapi sebenarnya baik.
3. Nikita (23): cewek matre, modis, licik, playgirl.
4. Handika (25): pengusaha abal-abal, tukang tipu.
5. Gilang (27): teman kampung Cahyo, manajer artis papan atas, kaya, gaul,
fashionable, suka membantu Cahyo.
6. Stefi (24): sahabat sekaligus karyawan Tasya, berpenampilan sederhana, baik
hati, lembut.
Posting Komentar untuk "FTV Rachquel Nesia VS Aliff Alli AHLINYA AHLI DAUR ULANG CINTA"